Kamis, 24 Desember 2015

KEBUTUHAN GIZI TODDLER



ASSALAMUALLAIKUM....




PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

            Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari makanan, karena makanan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia. Tentunya makanan yang dimaksud bukan sekedar makanan saja. Masih banyak orang yang belum mengetahui pengetahuan tentang gizi makanan.
            Konsumsi gizi makanan pada seseorang dapat menentukan tercapainya tingkat kesehatan, atau yang disebut status gizi. Ada beberapa kelompok rentan gizi salah satunya anak usia toddler. Anak usia toddler berada pada masa pertumbuhan dan perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar. Jika kekurangan zat gizi maka akan terganggu kesehatannya.
            Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui kebutuhan gizi pada anak usia toddler, sehingga memungkinkan tercapainya kecukupan gizi pada anak usia toddler. Hal ini mendorong kami untuk membuat makalah yang membahas tentang “Kebutuhan gizi pada anak usia toddler “.

1.2 Batasan  Masalah

1. Tujuan pemberian nutrisi
2. Kebutuhan zat gizi
3. Masalah gizi pada anak

1.3 Rumusan Masalah

1.     Apa tujuan pemberian nutrisi pada anak usia toddler ?
2.     Bagaimana kebutuhan gizi pada anak usia toddler ?
3.     Apa masalah gizi pada anak usia toddler ?

1.4 Tujuan

1.     Mengetahui tujuan pemberian nutrisi pada anak usia toddler ?
2.     Memahami kebutuhan zat gizi pada anak usia toddler ?
3.     Mengetahui apa saja masalah gizi pada anak usia toddler ?

1.5 Manfaat

Agar pembaca dapat memahami kebutuhan gizi pada anak usia toddler.

1.6 Metode Penyusunan

Mencari dan berbagai sumber buku sebagai referensi.


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Usia toddler adalah usia anak dari 1-3 tahun, dimana pada usia tersebut anak lebih aktif bergerak sehingga membutuhkan energi untuk melakukan setiap aktivitas.
Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup untuk menerima bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas dalam tubuhnya sendiri. Sedangkan nutrien merupakan zat gizi atau zat penyusun bahan makanan yang banyak diperlukan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang serta membantu proses metabolisme, yaitu air ( O), protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. ( FKUI edisi I 1985 )

2.2 Tujuan pemberian zat gizi pada toddler ( 1-3 tahun )

            Menurut Almatsier (2009), makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh, yaitu :
1) Memberi energi
Zat-zat gizi yang memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan kegiatan atau aktivitas.
2) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh
Protein, mineral dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru , memelihara dan menggantikan sel-sel yang rusak.
3) Mengatur proses tubuh
Protein, mineral, air dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel. Mineral dan vitamin diperlukan dalam proses- proses oksidasi. Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di dalam tubuh. 

2.3 Kebutuhan zat gizi

Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada balita. Pada usia toddler dimana pada usia tersebut anak sangat rentan terganggu kesehatannya. Karena kebutuhan kalorinya tidak setinggi pada saat bayi dan nafsu makannya pun berkurang. Penelitian menunjukkan perilaku makan pada saat kanak-kanak akan mempengaruhi perilaku makan saat dewasa. Hal tersebut diakibatkan oleh :
1.     Anak usia toddler berada pada masa transisi dari makanan bayi (ASI) ke makanan anak-anak.
2.     Beberapa ibu dari anak usia toddler sudah mulai bekerja sehingga perhatian kepada anak berkurang.
3.     Anak usia toddler sudah mulai bermain diluar rumah yang kemungkinan untuk terinfeksi penyakit.
4.     Anak usia toddler belum dapat memilih makanan dalam arti asal makan karena pada anak usia toddler, anak lebih suka makanan yang manis seperti permen, cokelat dan es krim sedangkan sayuran kurang disukai. Keadaan ini harus lebih diperhatikan agar anak dapat menyukai berbagai jenis sayuran.





Tabel 2.1
Kebutuhan nutrisi harian untuk anak usia toddler 1-3 tahun
NUTRISI
Kebutuhan / hari
Setara dengan
Vit A
400 ug
Wortel ( 50 gr )
Vit D

200 IU
Susu (470 ml atau 2 cangkir)
Vit K
15 ug
2 tangkai asparagus (20 gr)
Vit B1(thiamin)
0,5 mg
Kentang rebus (150 gr)
Vit B2(riboflavin)
0,5 mg
Telur rebus (55 gr)
Vit B3 (niasin)
6 mg
Dada ayam ( 50 gr)
Vit B6(piridoksin)
0,5 ug
Fillet salmon ( 90 gr)
Vit B12(piridoksit)
0,9 ug
1 butir telur rebus
Asam folat
150 ug
3 kuntum brokoli (35 gr)
Kalsium
500 mg
Susu (290 ml)
Magnesium
60 mg
1 mangkuk buah labu (245 gr )
Zat besi
8 mg
Daging sapi ( 170 gr)
Zinc
7 mg
Kacang tanah  100 gr)
Selenium
17 ug
Tuna ( 20 gr)
Natrium
0,8 g
Garam (1/2 sendok teh )

2.4 Masalah Gizi Anak   

Masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dari adanya ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi (nutritional imbalance),yaitu asupan yang melebihi keluaran atau sebaliknya, disamping dalam kesalahan memilih bahan makanan untuk disantap. Buah dari ketergantungan ini utamanya berupa penyakit kronis, berat badan lebih dan kurang,pica, karies dentis, serta alergi.
1.     Anemia defisiensi besi
Keadaan ini terjadi karena terlalu sedikit kandungan zat besi dalam makanan, terutama pada anak yang terlampau banyak mengkonsumsi susu, sehingga mengundurkan keinginan untuk menyantap makanan. Untuk mengatasi keadaan ini, disamping memberikan suplementasi zat besi, jika dianggap perlu, anak harus pula diberi dan dibiasakan menyantap makanan yang mengandung banyak zat besi. Sementara sebagian susu diganti dengan air atau air jeruk meski tidak mengandung zat besi, air jeruk kaya akan vitamin C yang dapat membantu penyerapan besi
2.     Karies Dentis
Zat gizi yang esensial bagi perkembangan dan pemeliharaan gigi meliputi  vitamin A,C,D dan mineral kalsium, fosfor,serta fluor. Protein dentil adalan kolagen, yang bergantung vitamin C untuk sintesis yang normal. Enemel gigi mengandung keratin,sejenis protein,dan memerlukan protein dalam pembentukan nya. Vitamin D esensial bagi proses itu, ketika Ca dan P dideposit kedalam kristal hydroxyapatite, struktur matriks tulang dan gigi. Kekuranan Vitamin A mengganggu perkembangan jaringan epitel, mengganggu pembentukan gigi, menyebabkan hipoplasia enamel, sementara kelebihan vitamin A mengakibatkan sumbing kraniofasial dan oral pembentukan dentin irrguler dan perubahan pulpa ialah dampak negatif defisiensi vitamin C. Perlambatan  pola erupsi hipomeneralisasi pengaruh jelek kekurangan vitamin D, kalsium,serta fosfat. Kurang kalori protein mengakibatkan perlambatan erupsi, pengecilan ukuran gigi pengurangan keterlarutan  enamel dan disfungsi kelenjar ludah, yang disertai oleh perlambatan pertumbuhan disebabkan oleh kekurangan zat besi. Karies dentis sering terjadi pada anak karena anak terlalu sering makan cemilan yang lengket dan banyak mengadung gula. Sifat lengket itu menentukan panjang waktu pajan terhadap karbohidrat dengan plaque bakteri. Plaque adalah masa gelatin lengket yang melekat pada gigi dan gusi. Masih ada faktor lain, disamping gula dan tepung, yang juga mempengaruhi potensi gariogenik suatu makanan. Faktor-faktor ini ialah frekuensi asupan, bentuk dan konsistensi, waktu retensi, posisi makanan dalam santapan. Frekuensi santap dan cemilan menentukan besaran kemungkinan bakteri penyantap karbohidrat. Berarti bahwa berapapun jumlah karbohidrat yang disantap, tidak begitu bersifat kariogenik jika dibandingkan dengan konsumsi zat serupa dengan frekuensi yang tinggi sepanjang hari. Permen yang lengket adalah salah satu makanan yang mudah melekat dipermukaan gigi. Makanan berpartikel kasar akan menyumbat semua celah antara gigi dan gusi. Sementara, makanan yang merangsang sekresi air ludah berkemampuan memperpendek retensi makanan bersifat kariogenik contoh makanan terakhir adalah keju, garam, serta sayur dan buah segar. Santapan kariogenik menambah risiko karies dengan cara mempengharuhi nilai pH. Makanan yang dapat dengan mudah menimbulkan karies adalah keripik kentang, permen (permen karet),kue yang berisi krim,kue kering dan minuman manis. Pada prinsipnya makanan apapun termasuk buah-buahan akan menimbulkan karies bila sesudah makan anak tidak menggosok gigi. Upaya untuk mencegah karies tentu saja dengan menggosok gigi dengan pasta gigi yang berflouida, disamping tidak mengkonsumsi makanan yang terlalu lengket atau bergula makanan cemilan yang baik untuk gigi adalah buah segar,pop corn ( tidak berkaramel ), kacang, keju, yogurt,kraker berselai kacang, air buah dan sayuran segardan asinan. Karies yang terjadi pada gigi susu memang tidak berbahaya,namun kejadian ini biasanya  berlanjut sampai anak memasuki usia remaja bahkan sampai dewasa. Gigi yang berlubang akan menyerang gigi permanen sebelum gigi itu menembus gusi.
3.     Penyakit kronis
Penyakit yang tidak menguras cadangan energi sekalipun jika berlangsung lama akan dapat mengganggu pertumbuhan karena menghilangkan nafsu makan anak. Diamping itu pula ada jenis penyakit yag menguras cadangan zat gizi, misalnya, campak yang menghabiskan vitamin A.
4.     Berat badan berlebih
Jika tidak teratasi, berat badan berlebih (apalagi jka telah mencapai obesitas) akan berlanjut sampai remaja dan dewasa. Sama seperti orang dewasa keberatan berat badan pada anak terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan keluar, terlal banyak makan, terlalu sedikit olahraga, atau keduanya. Berbeda dengan dewasa, kelebihan berat badan pada anak tidak boleh diturunkan karena penyusutan berat akan sekaligus menghilangkan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan anak.
5.     Pica
Orang yang menkonsumsi sesuatu bukan makanan, misalnya perca dan debu, tergolong kedalam pica. Perilaku tersebut tidak membahayakan hidup anak sejauh dia tidak menyantap zat toksik. Pica harus dibedakan dengan “kebiasaan” anak, terutama batita, memasukan barang kedalam mulut. Pada masa batita, anak menggunakan mulut untuk belajar, misalnya menggigit kelereng, dan ini bukan pica.
6.     Televisi
Sesungguhnya bukan televisi yang menimbulkan masalah gizi melainkan dampak tayangannya, terlebih iklan yang dilakonkan oleh anak.Pemirsa anak yang belum berpikir kritis  mudah terbujuk dan hampir seketika menyukainya, misalkan keripik kentang, permen, atau makanan lain yang tak bergizi yang iklannya dibntangi oleh sebaya mereka. Iklan makanan anak yang bergizi jarang sekali ditayangkan. Hal ini sangat sulit diatasi. Satu-satunya cara yang efektif untuk menghindarkan tayangan yaitu dengan mematikan TV atau memindahkan kesaluran lain, yaitu saluran yang tidak menayangkan iklan ketika iklan yang tidak diinginkan itu tampil dilayar TV.
7.     Berat badan kurang
Kekurangan berat badan pada anak yang sedang tumbuh merukan hal yang serius, kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan yang buruk. Langkah penanganan harus didasarkan pada penyebab serta kemungkinan pemecahannya.

8.     Alergi
Secara literal, alergi makanan diartikan sebagai respons tidak normal terhadap makanan yang orang biasa dapat menoleransinya alergi makanan tidak jarang terlihat pada anak (5-8%) dan dewasa (1-2%), terutama mereka yang memiliki  riwayat keluarga penderia alergi, angka kejadian ini akan terus meningkat  sama seperti kasus alergi, misalnya atopik dan asma.

Tabel 2.2
Makanan yang cenderung menyebabkan alergi
Bayi
Anak >2tahun
Anak besar/dewasa
Susu sapi
Susu sapi
Coklat/cola
Terigu
Jagung
Susu sapi
Coklat/ kola
Tomat,kacang polong,sitrun
Putih telur,ikan,kacang
(dikutip dari “application of clinical nutrittion” oleh FJ Zeman dan Denise MN,prentice Hall,tahun 1988).
Bergantung pada jenis makanan yang disantap,alergi boleh jadi bersifat sementara atau menetap. Alergi yang dipicu oleh susu,kedelai,telur, dan tepung terigu dapat reda sendiri sementara yang disebabkan oleh kacang,ikan,dan kerang cenderung menetap. Kebayakan alergi susu muncul pada tahun pertama kehidupan ketika anak diperkenalkan dengan susu sapi atau susu fomula yang dibuat dari susu sapi, alergi ini juga dapat mereda sajalan dengan pertambahan usia,kecuali mereka yang memang bersifat atopik.
Ada berbagai cara agar anak toddler dapat terpenuhi kebutuhan nutrisinya namun tidak terlepas dari peran orang tua dalam mengatur kebutuhan nutrisi pada anak. Berikut ini cara menciptakan suasana positif untuk makan dapat dilakukan dengan cara dibawah ini :
1.     Ingat selalu bahwa tidaklah penting jika anak menolak memakan satu jenis makanan tertentu.
2.     Tawarkan beraneka jenis makanan, ulangi pengenalan jenis makanan tertentu yang belum anak terima dengan baik.
3.     Jangan batasi asupan lemak dan kolesterol pada anak yang usianya muda
4.     Jangan paksa anak untuk makan
5.     Biarkan anak menikmati makanannya walaupun dengan tangan
6.     Mengatur jadwal makan
7.     Anak dapat menolak makan karena beberapa hal : terdistraksi, mencari perhatian, menunjukkan kemandirian, terlalu lelah dan tidak lapar.


BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kebutuhan gizi usia toddler sangat berpengaruh pada setiap pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan gizi pada anak toddler sangat beragam misalnya protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dll. Kebutuhan nutrisi itu sangat dibutuhkan setiap harinya. Dalam hal ini dibutuhkan peran orang tua agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk mencegah masalah gizi pada anak yang akan menganggu proses tumbuh kembangnya.

3.2 Saran

Pada usia toddler sudah mulai mengenal lingkungan dan orang tua pun sudah mulai kembali pada rutinitas hariannya, sehingga perhatian kepada anak menjadi berkurang. Oleh karena itu, pentingnya orang tua harus memperhatikan kebutuhan gizi anaknya



DAFTAR PUSTAKA

C.S,Dwi. (2011). Pertumbuhan Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : CV. Trans Info Media
B,Drajat. (2009). Sehat Bersama Gizi. Jakarta : CV. Sagung Seto
MB,Arisman. (2010). Gizi dalam Daur Kehidiupan. Jakarta :Buku Kedokteran EGC































Tidak ada komentar:

Posting Komentar